Langsung ke konten utama

Pembelajaran dengan teori High Scope

MAKALAH PENDEKATAN PEMBELAJARAN HIGH SCOPE















Disusun oleh :
Evania Istiqomah 14111241042
Isti Yuli A. 14111241045
Sholihah Nur Aeiny 14111241050
Megan Faiferin 14111241053
Hana Ika Safitri 14111244003
Hikmatul Husna 141112414015


Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Masa emas (golden age) perkembangan,ialah masa usia dini (masa lahir sampai delapan tahun) sebagai saat kritis dalam rentang perkembangan telah dipahami oleh banyak orangtua dan masyarakat. Dampaknya adalah pendidikan anak usia dini (PAUD) mengalami perkembangan pesat. Hal ini ditandai dengan terus bertambahnya jumlah lembaga PAUD dijalur formal dan non formal.
Persepsi tentang pentingnya golden age,yaitu 80% kapasitas perkembangan dicapai pada usia dini (lahir sampai delapan tahun), sedangkan selebihnya (20%) diperoleh setelah usia delapan tahun belum tepat dan benar. Akibatnya ,banyak orangtua dan guru berlomba dengan waktu untuk memberikan pengalaman belajar melalui kegiatan atau pembelajaran akademik. Guru mengajar dengan menjelaskan anak belajar melalui mendengarkan dan mengerjakan tugas yang didominasi lembar atau buku kerja anak.  anak memperoleh pengetahuan justru dari berbagai cara. Sesuai dengan salah satu cirri anak usia dini,yaitu anak sebagai individu yang aktif maka pengetahuan lebih banyak diperoleh dari pengalaman melakukan berbagai aktivitas. Mendengarkan penjelasan guru sedikit sekali membentuk pengetahuan apalagi usia anak yang belum dapat berkonsentrasi dalam waktu yang relative lama.
Sebenarnya ,banyak pendekatan ,model, dan metode pembelajaran yang dapat diterapkan dilembaga PAUD. Pendekatan,model ,dan metode yang dikemukakan para filsuf,seperti pendidikan model yang dapat diterapkan atau dimodifikasi dan dikembangkan berdasarkan gabungan berbagai filosofi dan teori ahli juga ada,diantaranya model PAUD High Scope. High scope pada mulanya sebagai nama kurikulum yang dikembangkan untuk anak usia tiga-empat tahun. Pada perkembangan berikutnya nama ini berubah menjadi suatu pendekatan. Sesuai dengan namanya ,High Scope digunakan sebagai suatu pendekatan dalam penyelenggaraan PAUD,program ini ditujukan untuk anak yang menghadapi kesulitan (luar biasa) dengan situasi dan program sekolah dari lingkungan miskin di Ypsilanti Michigan. Program ini adalah salah satu pelopor di tahun 1960-an untuk membantu anak-anak mengatasi efek-efek negatif kemiskinan dalam persekolahan, sebuah gagasan yang selanjutnya terwujud dalm program program Head Start.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dapat dirumuskan beberapa masalah :
Apa pengertian dari High Scope?
Bagaimana konsep pendekatan High Scope?
Apa tujuan dari pendekatan High Scope?

C. Tujuan Makalah
Makalah ini bertujuan untuk :
Untuk mengetahui pengertian dari High Scope.
Untuk mengetahui konsep dari pendekatan High Scope.
Untuk mengetahui tujuan dari pendekatan High Scope.

















BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian
Pendekatan hight scope beranggapan bahwa anak belajar berdasarkan interaksi pribadi dengan ide-ide, pengalaman langsung, dan objek fisik serta pemikiran logis. Pendekatan ini juga memberikan waktu kepada anak untuk bermain secara berkelompok sehingga hal ini akan mengembangkan sosialisasi pada diri anak.
Pendekatan hight scope merupakan pendekatanyang berusaha menciptakan teknik dan strategi pembelajaran dalam beinteraksi dengan anak sehingga menjadikan anak dapat berpikir mandiri dan dapat memecahkan masalahnya sendiri.

Konsep Pendekatan Hight Scope
Pendekatan hight scope memiliki beberapa konsep penting sebagai berikut:
Anak sebagai pembelajar aktif yang menggunakan sebagian waktunya di dalam sentra pembelajaran yang bervariasi. Di dalam sentra pembelajaran yang bervariasi anak dapat melibatkan manusia, benda, peristiwa, dan idenya secara langsung dalam kegiatan pembelajaran
Guru membantu anak untuk memilih apa yang akan mereka lakukan setiap hari, melaksanakan rencana mereka, dan mengulang kembali yang telah mereka pelajari
Pengalaman kunci (key experience) merupakan konsep yang berbasis pad aide Piaget tentang karakteristik kognitif dan potensi belajar anak usia dini
Merencanakan-melakukan-mengulas (plan-do-review), yakni anak memilih apa yang akan mereka lakukan dalam setiap harinya, kemudian melaksanakannya. Setelah pelaksanaan, anak bersama guru mengulas kembali apa yang telah mereka lakukan. Pada kegiatan ini guru bertindak sebagai asisten atau fasilitator.
Pengalaman-pengalaman yang penting bagi anak dijadikan bahan untuk pembelajaran
Menggunakan catatan anekdot dalam bentuk diagram laporan perkembangan anak dan rekaman atau catatan observasi anak, untuk melihat kemajuan yang diperoleh anak.


Unsur-Unsur
Pendekatan Hight Scope memiliki lima unsur yang mendukung pembelajaran aktif anak, yaitu:
Materi atau bahan yang dapat dieksplor anak
Pengolahan bahan atau materi yang dilakukan anak
Anak dapat diberikan kesempatan untuk memilih apa yang akan anak lakukan dengan materi atau bahan tersebut
Bahasa anak
Dukungan dari dan oleh orang dewasa

Kurikulum High Scope
Kurikulum high scope memiliki 58 poin yang harus dimiliki anak. namun dari 58 poin tersebut dapat dikelompokkan menjadi 10 poin pokok sebagai berikut :

Kreativitas
Mengenali benda, bentuk, suara,sentuhan ,baud an rasa
Bermain peran dan peragaan
Menirukan gerakan dan suara
Melukis dan menggambar
Membuat model dari tanah liat,plastisin dan bahan lainnya
Menceritakan gambar, model atau foto

Bahasa dan literatur atau mengenal huruf
Menjelaskan mengenai benda-benda, kejadian-kejadian, dan hubungan antar kejadian.
Mendengarkan cerita dan puisi,mengarang cerita dan sajak
Membaca buku cerita,simbol, dan mengarang bebas
Membacakan cerita
Menceritakan kepada orang lain tentang dirinya dan pengalaman penting yang pernah dialami
Menulis dengan berbagai cara seperti menggambar,membuat berbagai bentuk dan mencoret-coret

Musik
Mengamati dan mengidentifikasi suara
Mengamati bentuk dan nyanyian atau suara
Bernyanyi
Memutarkan musik
Bermain instrument musik sederhana
Mengembangkan nyanyian

Inisiatif dan hubungan sosial
Problem solving, atau memecahkan masalah saat bermain
Dihadapkan pada masalah sosial
Berkreasi dengan bermain bersama
Anak memenuhi kebutuhannya sendiri
Membuat dan mengekspresikan rencana dan gagasan yang dipilih
Turut ikut serta dalam kelompoknya
Sensitive terhadap perasaan,ketertarikan dan membutuhkan orang lain
Mampu mengungkapkan perasaanya lewat kata-kata
Membangun hubungan dengan teman dan orang dewasa


Gerakan
Mengekspresikan gerakan yang dikreasikan
Bergerak dalam rangkaian seperti memukul
Merasakan dan mengekspresikan pukulan kuat
Berperan seperti yang telah diperintahkan
Mendeskripsikan gerakan
Bergerak menggunakan ototnya seperti melompat,meloncat,berlari,memanjat,meluncur dan sebagainya
Menekuk,memutar-mutar dan menggoyang-goyangkan satu lengan
Bergerak dengan menggunakan benda

Klasifikasi
Menggunakan dan menjelaskan sesuatu yang berbeda
Menjelaskan karakteristik benda tertentu
Membedakan dan mendeskripsikan bentuk
Mengeksplorasi dan mendeskripsikan persamaan dan perbedaan suatu tanda tertentu
Memilih dan menjodohkan
Membedakan antara beberapa dan semua

Angka
Menyusun dua objek satu per satu
Menghitung benda
Membandingkan nomor dari benda-benda dalam dua kelompok yang berbeda (banyak dan sedikit)

Mengurutkan
Mengatur urutan suatu benda dengan sistem trial and error, seperti benda kecil, sedang dan besar.
Membandingkan sesuatu yang berbeda dan menjelaskan hubungannya
Membandingkan antara mana yang lebih panjang dan mana yang lebih pendek, lebih besar atau lebih kecil

Konsep ruang
Menjelaskan posisi yang telah ditunjukkan seperti bangunan dan benda disekitarnya
Menginterprestasikan hubungan antara menggambar, gambar dan foto
Mengisi dan mengosongkan
Mengisi benda-benda secara bersamaan dengan bagian-bagiannya
Mengamati orang, tempat dan benda-benda dari sudut yang berbeda
Membentuk benda dan menyusun benda seperti  memutar,melengkung,merentangkan dan menutup.

Konsep waktu
Mengantisipasi,mengingat dan mendeskripsikan sebuah kejadian atau peristiwa
Membandingkan interval waktu
Mendekrispsikan kecepatan gerak
Memulai dan memberhentikan suatu benda

Tujuan Pendekatan High Scope
Pendekatan high scope memiliki beberapa tujuan, salah satunya adalah berusaha untuk membantu anak berkembang disemua bidang. Bagi peserta didik,mereka dapat belajar melalui keterlibatan aktif dengan orang-orang,bahan,peristiwa, dan ide untuk  menjadi mandiri,bertanggung jawab, dan percaya diri,sehingga siap untuk sekolah dan hidup serta belajar merencanakan banyak kegiatan mereka sendiri,membawa mereka keluar, dan berbicara dengan orang lain tentang apa yang mereka lakukan dan apa yang telah mereka  pelajari untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan di bidang akademis,sosial dan fisik yang penting.

BAB III
PENUTUP

Model highscope memberi kebebasan pada anak bahwa sekolah bukan hanya mencetak anak yang sukses secara akademik, tetapi juga memiliki skill melatih kemandirian dan menumbuhkan rasa percaya diri anak , maka dari itu anak dibiasakan untuk merencakan kegiatan mereka sendiri dan orang dewasa adalah fasilitator yang mengarahkan dan mengingatkan mereka. Model highscope juga mengajak anak untuk berempati, berkomunikasi , bekerja sama,dan mengerti orang lain.

Anak-anak dilibatkan untuk merasakan secara langsung berhadapan dengan orang, benda, ide dan kejadian. Pengalaman proses belajar aktif ini akan membantu anak-anak untuk membentuk pengetahuan mereka seperti belajar tetang konsep, membentuk ide, menciptakan simbol dan abstraksi mereka sendiri. Sebagai fasilitator yang akan mengobservasi dan berpartisipasi dalam kegiatan anak-anak, para guru dipandu dengan pengalaman pokok sebagai bagian dari perkembangan intelektual, fisik, sosial dan emosional mereka.


DAFTAR PUSTAKA

Ade Dwi Utami, dkk, 2013, Pendidikan Anak Usia Dini
Plpg.undiksha.ac.id/uploaded/content/modul%20PAUD.pdf

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rencana Pengembangan Sekolah (RPS)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perencanaan merupakan modal utama sekolah atau organisasi dalam menata pemanfaatan sumber daya yang di milikinya secara efektif, efisien, berkualitas, dan releven sehingga dapat mencapai tujuan dengan memuaskan bagi seluruh yang terlibat. Merencanakan adalah menentukan kegiatan yang hendak dilakukan pada kurun waktu yang ditentukan. Kegiatan dimaksudkan untuk menata waktu, mengatur atau memperhitungkan berbagai sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan memuaskan. Rencana Pengembangan Sekolah merupakan salah satu wujud dari salah satu fungsi manajemen sekolah yang amat penting, yang harus dimiliki sekolah untuk dijadikan sebagai panduan dalam menyelenggarakan pendidikan di sekolah. Setiap kepala sekolah, guru, siswa dan orang tua, bahkan masyarakat tentu berharap sekolahnya berkembang. Untuk itu perlu disusun rencana pengembangannya. Rencana pengembangan sangat penting, karena akan dijadikan landasan kerja seluruh staf, sehingga...

JENIS – JENIS METODE PEMBELAJARAN AUD DAN KRITERIA PEMILIHANNYA

JENIS – JENIS METODE PEMBELAJARAN AUD DAN KRITERIA PEMILIHANNYA Anggota kelompok 3: 14111241009 Widy Ayuningsih 14111241018 Yulia Stifani 14111241031   Rika Nurbaetika 14111241042 Evania Istiqomah 14111241051 Salsa Rosalina 14111241054 Lestari Widaningtyas PENDIDIKAN GURU PNDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2016 JENIS – JENIS METODE PEMBELAJARAN AUD 1.                   Metode Role Playing Metode Role Playing adalah metode dengan permainan yang dilakukan oleh murid (anak) tentang suatu situasi. Kegiatan tersebut biasanya berlangsung spontan, tanpa dipersiapkan atau dilatih terlebih dahulu, juga dilaksanakan tanpa menggunakan kostum atau naskah cerita tertentu. Kelebihan metode role playing: a.       ...